MEMBUAT LUBANG RESAPAN BIOPORI
Biopori, sebuah kata yang akhir-akhir ini menjadi banyak perbincangan di sekolah yang sedang berburu Adiwiyata. Biopori menjadi salah satu tolok ukur penilaian dari sebuah sekolah yang akan mengikuti prosesi penilaian Adiwiyata. Ada sebagian sekolah yang memaknai biopori adalah lubang resapan berbentuk silinder yang berada di halaman sekolah, ada pula yang memaknai biopori merupakan salah satu bentuk upaya mengembalikan fungsi tanah dengan menambahkan pemupukan alami melalui lubang biopori. Entah benar entah salah tergantung sudut pandang pemakna biopori tersebut memnadang fungsi biopori, yang jelas biopori bermanfaat mencegah kerusakan fungsi lingkungan.Sekolah mulai mengadakan kegiatan melubangi halaman sekolah, taman sekolah, trotoar sekolah dan tempat-tempat yang lain sebagai bentuk gerakan Ayo Membuat Biopori di sekolah. setelah membuat biopori ada yang membiarkan ala kadarnya, ada pula yang menambahkan lubang biopori dengan paralon untuk mencegah kerusakan biopori.
Untuk lebih memahami Lubang Resapan Biopori, berikut artikel tentang Biopori dari berbagai sumber.
Biopori merupakan lubang silinder vertikal berdiameter 10 cm dengan kedalaman kurang lebih 100 cm dengan jarak antara masing-masing biopori kurang lebih 50 - 100 cm. Lokasi tempat pembuatan LRB sebaiknya di sekitar tanaman atau di tempat yang sering tergenang air pada saat turun hujan, tetapi jangan melebihi muka air tanah. Untuk membuatnya dapat menggunakan alat biopori manual model U atau model putar, bor tanah, bambu atau pipa besi. Jika kondisi tanah terlalu kering dan keras, maka akan sulit jika menggunakan bambu atau pipa besi.
Kapasitas lahan yang akan dibuat biopori dengan jumlah lubang berdasarkan luas lahan. Setiap 50 m2 maka dibutuhkan 10 lubang dengan perhitungan sebagai berikut:
Luas lahan antara 0 - 50 m2, dibutuhkan 10 lubang,
Luas lahan antara 50 - 100 m2, dibutuhkan 20 lubang,
Luas lahan antara 100 - 150 m2, dibutuhkan 30 lubang.
Apabila lubang biopori telah selesai dibuat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan lubang biopori yang telah dibuat. Bila biopori tersebut terletak di halaman atau di taman yang berfungsi sebagai resapan perlu adanya penahan permukaan lubang supaya tidak menutup atau longsor ke dalam biopori, bisa dengan menambahkan adukan semen atau memasukkan pipa paralon. Berbeda apabila lubang resapan biopori yang berfungsi untuk mengembalikan fungsi tanah, mengembalikan kesuburan tanah maka permukaan lubang biopori tidak perlu diberi penahan. Bahkan jika perlu, lubang biopori tersebut sering kita isi dengan dedaunan atau sampah sehingga dapat menjadi pupuk atau kompos.
Ditulis oleh Lutfi Rohman untuk Adiwiyata: go green to save my life, my world
Diposkan oleh UPT SMA NEGERI 3 PASURUAN di 19.00 Tidak ada komentar:
Label: Adiwiyata, biopori, go green
Tidak ada komentar:
Posting Komentar